BUMIAKTUAL, SITUBONDO – Kasat Polairud Polres Situbondo, AKP Gede Sukarmadiyasa, mengimbau agar nelayan di Kabupaten Situbondo tidak menambatkan perahu terlalu berdempetan dengan perahu lainnya, juga terlalu dekat dengan bebatuan. Ini menyusul kejadian rusaknya puluhan perahu nelayan setelah dihantam gelombang tinggi pada Senin malam (19/08/2025).
“Ketika terjadi gelombang besar, perahu bisa terbentur batu dan mengalami kerusakan parah. Sehingga ini akan mengganggu kegiatan ekonomi para nelayan. Belum lagi kerugian materi yang harus ditanggung,” kata AKP Gede, Rabu (20/08/2025)
Mantan Kanit Tipikor Polres Situbondo itu menyebutkan, ada dua tempat yang perahu nelayan harus menjadi korban angin besar dan gelombang besar. Yakni, di Pelabuhan Kalbut dan Pasir Putih.
“Memang ada kerusakan perahu kapal nelayan akibat angin kencang dan gelombang tinggi di dua titik lokasi yakni Pelabuhan Kalbut dan Pasir Putih,” ungkap Gede.
Dari pendataan yang dilakukan anggota Polairut, Gede merinci bahwa di Pelabuhan Kalbut ada 13 perahu yang mengalami rusak parah akibat gelombang tinggi. Perahu-perahu yang rusak adalah yang berada di pinggir pantai dan sudah ditambatkan, bukan perahu yang sedang melaut.
“Kami mengimbau agar nelayan tidak menambatkan perahu terlalu dekat dengan bebatuan. Ketika terjadi gelombang besar, perahu bisa terbentur batu dan mengalami kerusakan parah,” jelasnya.
Gede menambahkan, gelombang tinggi tidak hanya terjadi di Kalbut, tapi juga di kawasan Pasir Putih. “Dari laporan anggota kami di Pasir Putih, kurang lebih 21 perahu terkena dampak gelombang besar. Pendataan terkait kerusakan masih terus dilakukan,” tambahnya.
AKP Gede juga mengimbau masyarakat, khususnya para nelayan, untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca yang tidak menentu dan bisa berubah secara tiba-tiba. “Cuaca saat ini sulit diprediksi. Kami harap para nelayan selalu berhati-hati agar kejadian seperti ini tidak terulang,” pungkasnya. (dra/usy)